Kota Bogor (KPN) – Wali Kota Bogor, Bima Arya memimpin langsung pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-78 di Lapangan Sempur, Kota Bogor, Kamis (17/8/2023).
Dalam amanatnya, Bima Arya menyebutkan, pekik merdeka saat ini sangat mungkin memiliki makna yang berbeda dibanding dulu yang memiliki makna dan semangat yang sama dalam melawan penjajah dan melawan penindasan dan kesewenang-wenangan.
“Setiap 17 Agustus sejatinya kita diingatkan bahwa merdeka adalah titik balik kita untuk menuju tujuan negara kita, Indonesia yang bersatu, adil, makmur dan sejahtera. Merdeka berarti berhak untuk menentukan arah nasib dan tujuan kita,” tegas Bima Arya.
Indonesia hari ini tegas Bima Arya, lebih maju dari lima tahun hingga sepuluh tahun yang lalu, lebih progres dari 20 tahun yang lalu serta harus lebih jelas arahnya dibanding masa lalu.
Kepada semua Bima Arya mengajak untuk bersama-sama melakukan refleksi, apakah langkah, pikiran, gerak dan tujuan sejalan dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam perdamaian dunia.
“Dan kalau hari ini Indonesia tidak maju dan tidak melaju, maka apa yang dilakukan tidak sesuai dengan tujuan kemerdekaan dan cita-cita proklamasi. Artinya mengkhianati para pendiri bangsa,” katanya.
Semua lapisan di Indonesia katanya, boleh merasa dan harus merasa bangga kalau Indonesia dihitung untuk menjadi satu dari lima negara besar ekonomi di dunia pada tahun 2045 mendatang dan Indonesia hari ini banyak disegani dan dihormati karena demokrasi, soliditas dan persatuannya.
Namun demikian ada tantangan ke depan sekaligus tiga PR (pekerjaan rumah) bersama yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama-sama, yaitu pragmatisme, sektarianisme dan simbolisme.
Untuk itu kepada semua pihak Bima Arya mengingatkan dan menghimbau agar jangan sampai terjebak dalam pikiran untuk keuntungan maupun kemenangan sendiri, baik kelompok, organisasi maupun individu.
“Kalau hari ini kita masih berpikiran pragmatisme, sektarianisme dan simbolisme untuk kepentingan partai, kelompok dan individu atau usaha saja, terjebak simbol-simbol saja, seragam, lagu, upacara dan lain-lain, namun minus substansi berarti mengkhianati cita-cita proklamasi. Untuk itu mari kita kuatkan persatuan dan kesatuan untuk kemajuan Indonesia dan melakukannya dengan segenap hati sebagai wujud cinta kita terhadap bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Kota Bogor tegas Bima Arya akan terus melaju dan bergerak maju. Belasan tahun yang lalu Kota Bogor di cap sebagai kota paling intoleran. Selama 28 tahun Kota Bogor kehilangan Piala Adipura yang pernah diraih dan genggam berkali-kali sebagai kota paling bersih di Indonesia dan belasan tahun lalu banyak ruang publik yang tidak merdeka karena dikuasai oknum-oknum tertentu demi materi dan tidak bertanggung jawab.
“Hari ini kita boleh dan harus bangga karena Kota Bogor dihargai dan diapresiasi sebagai satu dari sedikit kota yang toleransinya yang paling bagus di Indonesia. DNA kita adalah DNA yang cinta keberagaman, darah kita diwarisi oleh para orang hebat yang mengagumi keberagaman dalam kebersamaan. Hari ini kita boleh bangga karena Adipura telah kembali setelah 28 tahun, terus maju dan terus melaju untuk menjadi kota paling bersih di Indonesia. Hari ini sebagian ruang publik sudah kita merdekakan dan bebaskan, karena ruang publik adalah milik bersama,” ujar Bima Arya.
Upacara peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 Tahun 2023 menjadi yang terakhir bagi dirinya. Untuk itu di akhir amanat, Bima Arya mengajak semua untuk berdoa kepada Allah SWT, Tuhan YME agar Kota Bogor diberi pemimpin yang memiliki nyali dan keberanian yang berani ada didepan dalam setiap persoalan di Kota Bogor, memimpin dengan visi dan mimpi membawa Kota Bogor menuju kota yang paling maju se-Indonesia.(Red)