Kabarpubliknews.com
Kabar Sulsel |Hari ini adalah tanggal 15 September, dimana hari ini setiap tahunnya di peringati sebagai Hari Demokrasi Internasional. Sejarah mencatat bahwa demokrasi diperingati awalnya oleh PBB disebut dengan Hari Demokrasi Internasional ” Internasional Day of Democrasy ” yang didasarkan pada ketetapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan bertujuan untuk mendukung serta mendorong nilai-nilai dasar demokrasi yakni keadilan, transparansi , kejujuran, kesetaraan dan kemajuan .
Muhammad Askar, SKM yang saat ini sebagai ketua Bappilu Perindo Kota Makassar , ketika di tanya oleh pewarta terkait peringatan hari demokrasi internasional, Askar menjelaskan bahwa saatnya dunia Internasional jujur untuk betul-betul memperjuangkan demokrasi yang sesungguhnya , demokrasi yang sejujurnya, jangan perjuangan didasarkan pada kepentingan tertentu, Double standar , satu sisi mewacanakan perjuangan demokrasi tapi di sisi lain masih terjadi penindasan , kekerasan dan bahkan manipulasi atas kepentingan demokrasi., Demokrasi hanya dipake sebagai alat kampanye yang bertujuan menuai keuntungan pribadi dan golongan , dan di Indonesia juga masalah demokrasi juga masih memiliki masalah akut , contohnya, ASN dilarang terlibat politik tapi ketika yang memerintahkan atasannya justru mereka termobilisasi dengan baik, ya tentu ini bertentangan dengan asas demokrasi dan asas Pemilu yakni Luber dan Jurdil , langsung, umum , bebas dan rahasia serta jujur dan adil.
Kita masih menemukan disana sini praktek praktek me-matikan nilai nilai demokrasi , dengan adanya mobilisasi massa , mobilisasi suara atas Perintah dan kepentingan pimpinan tertentu , masih banyak kita temukan kades-kades menjadi tim sukses pemenangan caleg atau bupati tertentu, masih kita saksikan lurah , camat , bahkan RT RW menjalankan perintah Walikota dan Bupati untuk mensukseskan caleg tertentu, calon bupati dan walikota tertentu. Dan ini kalau tidak di sadari mulai hari ini maka proses pencederaan subtansi dari demokrasi akan berlangsung terus menerus, istilah suara rakyat adalah suara Tuhan , suara terbanyak adalah pilihan terbaik kadang tidak lagi memiliki yang substansial dalam praktek penegakan demokrasi malah terjadi terbaliknya ” paparnya.
“Suara rakyat adalah suara Bossnya , suara pimpinan pemerintahannya atau suara sembako dan uang kertas merah”, ungkap Askar..
Dan ini semua adalah praktek-praktek yang pada saatnya mematikan ruh demokrasi itu sendiri , Demokrasi Pancasila yang digaungkan sebagai perwujudan dari implementasi nilai-nilai budaya Indonesia yang gotong royong, tepa selira dan saling membantu sudah hilang ditempa oleh derasnya arus liberalisme dan pragmatisme yang memboncengi proses demokrasi di Indonesia ,tentu diperlukan sikap tegas dan keras atas usaha mengembalikan nilai-nilai bangsa yang termaktub dalam praktek demokrasi. Ada baiknya dibuatkan sistem yang bisa mengajar seluruh elemen rakyat untuk berdemokrasi yang benar dan terhormat,
saya selaku ketua Bappilu Perindo Makassar berharap agar seluruh elemen bangsa dapat memperhatikan hal mendasar dari nilai-nilai demokrasi Pancasila kita tutupnya .
Rulan